Archive for May 26th, 2009
Saya baru saja mengalami hal atau peristiwa yang sangat mencengangkan bagi diri saya pribadi. Hal yang tidak pernah saya atau siapapun masyarakat Indonesia pernah impikan atau pernah bayangkan akan terjadi. Sesuatu yang benar-benar sudah diluar koridor kehidupan normal dan wajar bagi bangsa yang katanya ‘ramah, bersahabat dan santun’. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan adat ketimuran, seperti yang sering kita dengar.
Malam itu, malam minggu semua jalanan dipenuhi kendaraan berbagai jenis dengan keperluan dan tujuan masing-masing. Pada malam yang naas itu saya kebetulan mengendarai kendaraan 1000 cc saya bersama karyawati teknisi laboratorium saya. Kami baru saja kembali dari sebuah RS. swasta di Pekanbaru untuk menjemput sampel dari seorang penderita tumor ganas. Lagi asyik-asyiknya saya ngobrol dengan teknisi saya, tiba-tiba semua kendaraan harus berjalan sangat pelan due to traffic jamming. Tentu saja saya harus mengerem laju kendaraan saya.
Tidak berapa lama setelah itu, ada pengendara motor yang dengan ‘bengis’ memandang kearah mobil yang saya kemudikan sambil menendang body mobil. Tadinya si pengendara motor berada dibagian kiri depan mobil saya. Dengan cepat dia berpindah dan tiba-tiba saja sudah berada persis dikanan saya yang sedang mengemudikan mobil. Kami hanya dipisahklan oleh kaca jendela depan. Kejadian menjadi semakin seru karena dengan beringas dia mengetuk-ngetuk jendela kaca itu dan memandang saya dengan ‘sangat berang’. Saya turunkan kaca jendela, dan nanya ke pengendara motor : ‘Ada apa ? Kenapa marah-marah, apa salah saya?’
Melihat dan menyadari bahwa saya seorang perempuan, dia menjawab : ‘ mana laki lo?’ sambil menendang-nendang body mobil Jepang saya. Lha, kok ? Mobil saya menjadi bulan-bulanan kemarahannya, dihajar habis-habisan. Saya sendiri tidak tahu apa yang membuat dia begitu emosi dengan melakukan tindakan brutal yang sangat tidak terpuji. Ada apa dengan pengendara motor itu ? Kalaupun saya menyenggol dia atau motor yang dikendarainya bersama anak dan istri yang diboncengnya, itu bisa saja. Yang penting tidak ada yang cedera lecet, atau jatuh, dst. Saya kan tidak sengaja dan tidak bermaksud untuk menyenggol siapapun. Yang jelas kondisi ketiga penumpang motor dan motornya baik-baik saja, tidak kurang sesuatu apapun. Kenapa harus melakukan ‘hukum rimba’, menghakimi saya dengan garangnya padahal belum tentu saya salah…
Dalam kondisi jalanan yang sedemikian padat, menyenggol kendaraan lain sangat mungkin terjadi. Yang penting tidak ada yang jatuh, lecet atau patah tulang , dsb. Kenapa mengamuk bak seorang pemabok habis menenggak alkohol berlebihan? kenapa harus memperlihatkan tindakan ‘barbar’ seperti bangsa barbar dimasa lampau? Kalau saya pikir-pikir peristiwa yang saya alami di malam minggu itu sungguh sangat mendebarkan. Bila saja ada yang merekam detil peristiwa tersebut, maka bila ditayangkan tidak akan kalah dengan tayangan polisi di Amerika yang menangkap kriminal di jalan raya atau highway dengan adegan kejar-kejaran disertai kebut-kebutan mobil yang membuat sport jantung..
Iya benar, setelah menendang-nendang mobil saya dan disaksikan oleh banyak sekali pasang mata yang melihat adegan nendang mobil secara ‘live’ maka lampu jalanan menyala hijau, praktis semua kendaraan mulai jalan termasuk motor itu dan mobil saya. Pengendara motor berusaha melaju kencang, karena ada pos polisi dekat simpang traffic light tadi. Saya mengejar dari belakang, sambil membunyikan klakson, agar menarik perhatian orang. Motor melaju membentuk zigzag, menghindari dan menjauhi pos polisi lalu lintas. Rupanya kecil juga nyalinya bila ditangkap polisi….. Jadi keberaniannya hanyalah kepada seorang perempuan, yang belum tentu bersalah tetapi sudah dihajar dan dihakimi bak pesakitan sebelum dilakukan investigasi dan pemeriksaan serta mendengarkan saksi-saksi.
Bila diabadikan dalam kamera video, apa yang dilakukan pengendara motor itu melebihi action atau tendangan maut Jackie Chan si jago kungfu didalam film layar lebar. Bayangkan, menendang mobil sambil mengendalikan motor dengan total tiga penumpang. Jurus apa yang dia lakukan mungkin bisa disebut ‘jurus gila’, itu paling tepat. Sampai saat inipun bekas-bekas sepatu tendangan si jago mabok itu masih melekat pada body mobil, meski mobil telah saya bawa ke cuci mobil komersial… Lumayan, jadi ‘dark memory’ bagi saya.
Ini bukan di hutan, sobat. Ini jalan raya dari sebuah komunitas masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi hukum, aturan dan perundang-undangan yang berlaku.. So, mari kita ramai-ramai menyanyikan lagunya Guns n Roses : ‘Welcome to the Jungle…..bla…bla… bla’…
Popularity: unranked