Archive for February, 2010
Kasus Bilqis yang diexpose besar-besaran sebenarnya sudah banyak diderita oleh bayi-bayi di Indonesia. Seperti kata bapak Dahlan Iskan, dirut PLN di Jawa Timur saja terdapat dua ratusan bayi penderita atresia bilier. Angka kejadian atresia bilier diseluruh dunia 1: 10.000 kelahiran hidup. Atresia bilier merupakan penyakit hati pada anak yang berkontribusi pada 50-60% transplantasi hati.
Penyebab merupakan gabungan dari berbagai hal seperti : infeksi virus terutama reovirus dan rotavirus, kelainan genetik, bahan toksik yang mengganggu pertumbuhan saluran empedu serta adanya kerusakan saluran empedu perinatal pada proses persalinan.
Ada 3 (tiga) jenis atresia bilier : Tipe I, atresia dari duktus biliaris komunis; tipe II atresia dari duktus hepatikus sedangkan tipe III obstruksi atau sumbatan dari saluran empedu makin ke hulu pada jaringan hati yaitu saluran pada porta hepatis dan diatas porta hepatis. Kebanyakan pasien atresia bilier termasuk dalam tipe III, yaitu sebanyak 90%.
Pada saluran empedu normal yang paten, maka bilirubin akan disalurkan kedalam duodenum atau usus duabelas jari. Pada atresia bilier, akibat rusak dan menutupnya saluran empedu, maka cairan empedu akan memasuki jaringan hati menimbulkan peradangan dan akhirnya sirosis hati.
Bilirubin bersifat racun atau toksik bila menyebar keseluruh tubuh akan menimbulkan warna kuning pada bagian sklera bola mata. Pada kulit menimbulkan gatal-gatal yang luar biasa sehingga penderita akan menggaruk-garuk terus kulitnya sampai berdarah. BAB biasanya berwarna putih-keabuan atau putih kotor seperti dempul. Karena bilirubin tidak disalurkan lewat usus atau saluran pencernaan.
Operasi Kasai, sesuai dengan nama dokter Jepang yang menemukan teknik operasi tersebut, maka pada teknik operasi itu dilakukan bypass yaitu membuat saluran empedu dari hati langsung ke usus duabelas jari atau duodenum. Operasi Kasai berhasil baik terutama pada tipe I atresia bilier dan sedikit pada tipe II. Sedangkan pada tipe III, operasi Kasai sangat tidak memuaskan hasilnya. Akibatnya penyakit akan berlanjut menjadi sirosis hati dimana tekstur organ hati yang sebelumnya lembut dan kenyal menjadi keras bagai batu dan berbonjol-bonjol.
Pada semua penyakit organik yang telah mencapai stadium akhir, tidak ada cara lain untuk pengobatannya selain melakukan transplantasi organ dalam hal ini hati atau cangkok hati. Khusus cangkok hati pada bayi sebenarnya relatif lebih gampang mencari donor, yaitu salah satu dari kedua orang tuanya, bisa ayah atau ibu si bayi. Tergantung hasil pemeriksaan apakah ayah atau ibu yang paling mendekati dan cocok dengan golongan darah dan hasil test lain seperti MHC type I, MHC type II, dll.
Popularity: unranked