JakartaKemarin saya baru kembali dari Jakarta untuk satu urusan. Menjelajahi jalan-jalan ibukota selama dua hari, dari sudut pandang saya, memberi kesan yang negatif. Kenapa ?  Saya jadi miris, melihat kondisi jalan, jembatan penyebrangan, halte bus, taman serta semua sarana umum terlihat tidak terawat. Semua kelihatan kusam, abu-abu, sendu, kotor dan memilukan…

Inikah Jakarta yang dahulu menjadi impian setiap orang daerah? Gemerlap dan cerianya suasana Jakarta di tahun 80-an, seolah sirna dengan meninggalkan sampah, puing dan rongsokan lain, tidak berbeda jauh dengan daerah lain dipelosok Indonesia.  Perbedaan  yang paling jelas yaitu adanya bangunan pencakar langit di Jakarta yang  berdiri menjulang disana-sini, sedangkan sisanya tidak lebih baik dibandingkan kondisi daerah-daerah lain di Indonesia…

Saya merenung dan sedih, sedemikian terpurukkah ekonomi negara kita atau lebih tepatnya pemerintah DKI Jakarta, apakah kita telah memasuki era resesi, sehingga tidak ada anggaran untuk urusan kebersihan kota ? Atau mungkin pemerintah DKI kurang concern terhadap kebersihan dan keindahan kota, akibat seringnya banjir melanda ibukota ? Bagaimana jadinya bila ibukota negara yang seharusnya menjadi tolok ukur ditingkat nasional kondisinya seperti itu ?

Daerah Sudirman, Blok M, Kebayoran Baru, Senayan yang merupakan jalan protokol dan kawasan elit semestinya kelihatan bersih dan menarik, namun pada hari-hari saya telusuri kemarin kelihatan sebagai tempat kumuh. Banyak dedaunan dan sampah coklat-menghitam yang berserakan disana-sini, disamping pagar bangunan yang berkarat,  tidak terurus.

Menyedihkan sekali, apalagi melihat wajah-wajah orang yang berlalu-lalang dikiri-kanan jalan yang tampak kusut, muram, tidak bersinar tanpa keceriaan samasekali pada raut wajah mereka. Sepertinya beban hidup mereka sangat berat, sedikitpun tidak terpancar optimisme di wajah mereka…

Bagaimana ini pak Fauzi ? Bukankah kebersihan dan keindahan Jakarta termasuk salah satu janji bapak saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jaya? Saya yang penduduk Jakarta dan saat ini kebetulan bekerja di Pekanbaru merasa miris, sedih dan malu.

Dikota Pekanbaru yang jauh lebih kecil dibanding Jakarta, keadaannya berbalik 180 derajat. Yang namanya sampah, itu sulit ditemukan.  Setiap jalan, fasilitas umum dan sudut-pelosok kota tampak begitu bersih dan asri. Tanaman di jalan protokol dirawat dengan baik, tampak sehat dan berkembang mekar warna-warni dengan daun-daun yang menghijau ‘royo-royo’.

Ditengah terik mataharipun  masih bisa kita lihat para ‘pahlawan’ kebersihan melakukan tugasnya, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan topi sebagai penahan panasnya sinar matahari, mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab dan berwajah kemerahan, menikmati pekerjaan yang dilakukannya itu. Malam jam 22.00 pun masih bisa dijumpai satu dua petugas kebersihan sedang menyapu sisi jalanan Pekanbaru…

Sangat berbeda dengan rata-rata yang saya lihat kemarin di Jakarta. Tidak satupun tenaga kebersihan yang saya jumpai di sepanjang perjalanan  itu. Saat itu sekitar jam sebelas siang, daerah Sudirman sepi dari petugas kebersihan, apakah sudah beres, lagi istirahat atau memang tidak ada petugas ? Dua pertanyaan pertama jawabnya pasti tidak, karena sampah masih berserakan untuk pertanyaan pertama, dan belum jam istirahat untuk pertanyaan kedua. Jadi yang paling sangat mungkin adalah tidak adanya petugas kebersihan… How come in such big city like Jakarta?

Saya pernah baca, gaji setiap petugas kebersihan di Pekanbaru 850 ribu rupiah per bulan, sesuai UMR di Riau. Rencananya upah itu akan dinaikkan, mengingat jasa mereka yang telah mengharumkan nama kota Pekanbaru sebagai kota terbersih di Indonesia dengan memperoleh Piala Adipura berkali-kali. Bagaimana kalau pak Fauzi Bowo selaku gubernur DKI Jaya-dengan tidak usah merasa malu- mengirimkan staffnya untuk studi banding masalah kebersihan kota, ke Pekanbaru?

Pemimpin yang baik dan bijaksana akan ‘legowo’ untuk belajar, meski kedaerah seperti provinsi Riau yang dianggap terkebelakang.  Ayo, pak Foke kita tunggu action anda…

Popularity: unranked

Posted Sunday, May 4th, 2008 at 2:20 pm
Filed Under Category: Bahasa, Environment
You can leave a response, or trackback from your own site.

21 Responses to “Jakarta Metropolitan, wajahmu kini yang Kusam. Inikah tanda-tanda Resesi telah tiba?”

  1. 21
    arif wijaya kusuma Says:

    dear mam

    my name arif i read your web and i wanna ask you about several disease cheken pock and abscess. please give me solution about it

    thank you mam

  2. 20
    Dr. Sukma Says:

    Halo Ardhiet,

    Sebaiknya anda berobat pada dokter orthopedic yang handal. Domisili anda dimana ? Secara logika, RSPAD Gatot Subroto di Jakarta banyak menangani kasus osteomyelitis seperti anda. Karena banyak tentara yang terluka saat perang, dst.

    Terjadi infeksi berat pada tulang paha anda, yang meskipun sudah berulang kali dikerok/operasi besar, masih juga mengeluarkan nanah. Bagusnya nanah itu diKULTUR dan dilakukan SENSITIVITY TEST, sehingga obat ANTIBIOTIKA dapat diberikan yang PALING TEPAT untuk kuman yang ditemukan pada kultur nanah.

  3. 19
    Ardhiet Says:

    malem dok, mohon penjelasan dan saran. Saya berusia 36 tahun tekena Osteomyelitis cronic pada tulang paha kiri. sudah pernah menjalani 5 kali operasi besar dan 5 sampai 6 kali operasi kecil. waktu operasi saya di bius lokal sehingga saya bisa melihat walo tidak dengan jelas proses dari operasi tersebut. dokter bilang bahwa tulang saya sedang dibersihkan (dikerok). terakhir operasi tahun 2003 dan sekarang masih belum sembuh, masih keluar nanah walau sedikit di 3 tempat berbeda yang sangat mengganggu sekali. Karena pengobatan di rumah sakit butuh biaya yang tidak sedikit, saya beralih ke pengobatan alternatif (herbal). saat ini saya belum sembuh tetapi kondisinya memang tidak memaksa untuk operasi besar, karena dengan keadaan ini saya masih bisa beraktivitas. Mohon saran obat2an yang bisa saya konsumsi, atau cara pengobatan lain. bila ada RS yang cukup bagus untuk kasus saya mohon rekomendasinya dok. Terima kasih…

  4. 18
    wawan njember Says:

    salam kenal dok. mo nanya nih, terkait nyeri nosicepti ( nyeri acut). yang termasuk sebagai penyebab nyeri nosiceptic apa saja ya dok? jarum injeksi, jarum infus, apa ya termasuk ya dok? kalo ada literaturnya, boleh nih dikit-dikit aja. thanks ya dok.

  5. 17
    Dr. Sukma Says:

    Halo Wawan,

    Langsung aja dijawab, ya. Kriteria akut s/d. 2 minggu, sub-akut 2-6 minggu dan bila lebih dari 6 minggu disebut khronis, Ok.

    Nanti kalo ada pertanyaan lagi, pls do it in the other artricle. Artikel ini sudah overloaded.Thx.

  6. 16
    Dr. Sukma Says:

    Hi Kiky,

    Thanks for your complimentary. I am so flaterred.

    About age and husband, let me keep it for myself. Allow me to have my privacy, but thanks anyway for the questions..

  7. 15
    wawan Says:

    thanks doc…
    cuman sebenarnya dok wan masih bingung
    sebenarnya dari segi waktu berapa lama sih rentang akut, sub akut dan kronik?? khusus buat osteomielitis ini..
    oh ya dok, dok kan udah jalan2 tu ke siak, kuansing dan sebagainya…
    ntar kalau sempat sekalian juga dong dok ketempat wan di bangkinang… hehe
    nanti wan akan ajak dokter berkeliling

  8. 14
    kiky Says:

    i’m sorry…i juz wanna knw…..>_<

  9. 13
    kiky Says:

    haiiii….dok…..
    you’re so pretty…..
    nice to know u…….
    anyway….hw old r u??…..hv a husband yet???

  10. 12
    Dr. Sukma Says:

    Wawan ketua kelas,
    Osteomyelitis artinya radang pada tulang dan sumsum tulang. Ada 3 fase: akut, subakut dan khronik.

    Pada setiap fase akan terjadi perubahan morfologik :akut-terbanyak sel leko-PMN, subakut radang khronik mulai muncul agak berimbang dg sel radang akut. Pada fase khronik, didominasi sel limfosit, sel plasma, makrofag, sel datia.

    Fistula merupakan jalan keluar abses menuju keluar tulang. Terutama pada pasien anak dimana periost akan terangkat akibat perluasan infeksi, maka terjadi fistula.
    Abses terjadi karena proliferasi bakteri yang merangsang reaksi inflamasi akut disertai kematian sel..

  11. 11
    wawan Says:

    ass doc,
    how’re u?
    can u tell me what different acut, subacut and chronic osteomielitis?? n then, about fistula and abscess…
    pusing banget dok,,,, bahannya mirip semua…

  12. 10
    Dr. Sukma Says:

    Hai Merna & Jessieca,
    Tumben berkunjungf ke blog saya. Anyway, makasih sudah berkunjung dan pertanyaannya.

    Kalau yang dimaksud physical overload dan kaitannya dengan osteomyelitis maka jawaban saya kerja fisik yang berlebih mengakibatkan tulang bisa patah/fraktur. Patahan tulang membuat lubang kedalam jaringan lunak sekitarnya.
    Terjadi infeksi, yang bila tidak dilakukan tindakan segera akan meluas masuk kedalam tulang dan berakibat osteitis sampai tulang nekrosis..

    Akhirnya tampak involucrum, dst yang khas pada osteomyelitis pada pemeriksaan radiologi.

  13. 9
    Merna & Jessieca Says:

    Met siang,dok..
    Kerenz neh,dok..Blognya..!!!
    Kami Lagi nyari tuGas tentang Physical overload & Osteomyelitis neh,dok…

    Sebenarnya secara prinsip gmn,dok???

    O’y,dok..
    Koq Wawan aja yang dikasih kue???
    Hikz..Hikz..

    Mau juga,dok…
    Huehehe…

  14. 8
    Dr. Sukma Says:

    Halo Wawan,

    Kue itu namanya ‘muffin’, favorit saya sejak di Australia dulu, tahun 1999..Emang nggak salah kalo kamu suka.

    Hematoma dimana2 sama saja. Terjadi karena pecahnya dinding pembuluh darah akibat trauma, dll maka sel-sel eritrosit dan komponen darah lain akan terkumpul dalam satu lokasi.Makin lama, makin membesar dan terutama akan sangat berbahaya bila di jaringan otak, karena akan menekan pusat2 vital disana.. Keep reading..

  15. 7
    wawan Says:

    ass dok
    dok terimakasih kuenya tdi
    enak banget dok. mmmm
    dok, wan gi nyari hematoma subungual dok
    sedikit kali bahannya dok
    ktanya dok patofisiologi hematoma itu sama aja semuanya, mau itu hematoma perikardium, hematoma subungual, karena itu tergantung letaknya dimana aja katanya dok.. kira2 bisa diterima dok?

  16. 6
    Dr. Sukma Says:

    Benar, Putra. Mungkin sebaiknya kita ‘back to nature’. Kembali ketempat asal kita, dimana para leluhur dilahirkan.

    Tapi rasanya sulit juga menemukan sungai dengan air bening dimana saya bisa bercermin,seperti masa kecil saya dulu.. Sungai sekarang sudah butek, penuh dengan bahan kimia pollutant…

  17. 5
    Putra Says:

    Gak nyangka juga ya dok, kok ibukota jadi kayak gitu. jadi kurang minat juga mau ke sana… saya jadi bangga dengan kampung halaman saya…

  18. 4
    Dr. Sukma Says:

    Kus, kembali ke kampung halaman yang mana? Kalau yang dimaksud Bali, belakangan ini saya cukup sering kesana… Terasa sekali berlibur, tanpa perlu memikirkan pekerjaan sehari-hari.

    If you miss Pekanbaru, why don’t you come? It would be nice to see you in PKU.

  19. 3
    Kus Says:

    Denny, makanya kembalilah ke kampung halaman kita: bersih, aman dan sejuk. Pekanbaru juga pernah menjadi “kampung” halaman saya yang ke dua selama 16 tahun di “hutan” minyak.I miss it very much. The last time I visited it was early last year.

  20. 2
    Dr. Sukma Says:

    Hai Wawan,
    Makasih telah berkunjung ke blog saya dan makasih juga atas pertanyaannya.

    Langsung saja dijawab pertanyaan itu. Nyeri dada patofisiologinya sbb. : Nyeri diseb aktifasi nosiceptor somatik atau visceral, sbg respons atas kerusakan jaringan (kanker). Nyeri kronik(persisten) diseb. banyak hal. Aktifasi nosiceptor berulang dpt mensintesa jalur neural sampai stimulus rasa nyeri.Faktor psikologis( depresi dan cemas)akan memperpanjang dan memeperkuat rasa nyeri.Nyeri neuropatik lebih sering bersifat kronik,bukan nyeri akut.

    Ada 3 jenis rasa nyeri: nosiceptif(sayatan, lebam, fraktur), neuropatik(disebabkan ggn saraf), dan psikogenik(ggn psikologis).

    Penyakit dengan nyeri dada : TBC Paru, efusi pleura, pneumothorax,Ca Paru, Infark Paru
    Demikian, smoga cukup jelas.

  21. 1
    wawan Says:

    good afternoon mam,
    can you tell about the pathophysiology of chest pain? I can’t get the source. mam, please answer it in indonesian. hehe… thx

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe