Selama 3 hari, weekend yang baru lewat, saya berkesempatan melihat dari dekat pulau Bintan dengan ibukotanya Tanjung Pinang. Pulau ini sangat berdekatan dengan Johor Bahru di Malaysia dan pelabuhan Harbour Front di Singapore.
Dengan jarak tempuh lebih kurang satu jam dari Singapore, maka sangat masuk akal, apabila disetiap weekend, pulau Bintan dikunjungi turis mancanegara terutama Singapore dan Malaysia. Disamping banyak juga turis orang Eropa dan Amerika yang bekerja di Singapore dan Malaysia.
Pantai Sedona dan Lagoon beach berjarak lebih kurang 100 km dari Tanjung Pinang. Apa daya tarik pulau Bintan ?
Pertama, alamnya terutama pantai putihnya yang berupa butiran pasir sangat halus berwarna putih bersih, seperti tepung sagu atau tapioka. Kalau diinjak dengan kaki telanjang/tanpa alas kaki  rasanya lembut, seperti menginjak karpet dan tidak ada rasa tertusuk seperti biasanya bila kita menginjak pasir pada umumnya.
Kedua lautnya yang biru bergelombang tenang dengan deretan batu-batu besar alami yang teronggok begitu saja sejak ratusan tahun yang lalu, mirip batunya si Malin Kundang dipantai kota Padang, Sumatera Barat. Meski sesekali gelombang pasang, batu-batuan tersebut tetap tegak menghiasi pantai sedona nan indah..
Ketiga disepanjang pantai telah berdiri resort hotel bertaraf international, berbintang lima dengan management tenaga professional dari timur tengah dan Korea. Fasilitas serba lengkap, semua ada disana : lapangan golf yang cantik dengan caddy dan golf car juga ada pool disamping lapangan rumput hijau yang berkelok-kelok rapih dan artistik.
Kolam renang, sauna, gymnasium, spa, volley pantai, restoran berkelas dengan grill dan barbeque serta apa saja yang biasa kita temukan di hotel Jakarta dan Bali, sudah lengkap ada di Bintan. Room ratenya mungkin yang masih terasa mahal, dibandingkan Bali akan tetapi lebih murah dibandingkan hotel bertaraf sama di Singapore.
Pantai Sedona dan Lagoon beach ternyata merupakan tempat eksklusif, semacam ‘private property’. Tidak sembarang orang boleh lewat dan berjalan-jalan dipantai yang dijaga ketat banyak satpam tersebut. Dipintu gerbang, disepanjang pantai, kolam renang, lapangan golf, dst sudah pasti ada security yang mengawasi. Hanya mereka yang menginap dan terdaftar dalam buku tamu hotel yang bisa menikmati keindahan disana. Tidak seperti pantai di Bali, dimana setiap orang boleh lewat dan duduk-duduk menikmati sunset di pantai Kuta yang tersohor ke manca negara.
Rumah-rumah penduduk diatur sedemikian rupa, tidak boleh semaunya membangun rumah dekat resort hotel. Perumahan penduduk letaknya puluhan kilometer jauhnya dari pantai indah tersebut. Sayangnya, bila malam tiba lampu jalanan hanya 1-2 yang menyala ditambah tidak adanya marka jalan/petunjuk arah. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan bagi orang yang baru datang ke pulau Bintan, bisa nyasar kemana-mana.
Lokasi eksklusif seperti ini mirip di Tanjungsari, Sanur atau Bali Oberoi dipantai seminyak, Kuta. Hanya bus-bus hotel yang bersliweran membawa tamu masuk atau keluar lokasi resort hotel..
Ada satu makanan khas Tanjung Pinang yang disebut ‘gonggong’. Sejenis kerang laut yang dimasak, lalu dihidangkan diatas piring lengkap dengan cangkangnya. Bila ingin makan dagingnya, cari dulu ujung kakinya yang keras seperti bahan tanduk/chitine. Bagian keras ini kita tarik, maka akan keluar semua daging kerang penghuni cangkang yang kemudian dicelupkan kedalam sambal yang disediakan. Setelah cukup bumbu sambal taoco sesuai selera, langsung dikunyah dan dilahap, hmm… lezat nian rasanya.
Bersama artikel ini diselipkan beberapa gambar dari pantai sedona serta factory outlet yang menjual garment, berada dipinggir pantai Lagoon beach.
Popularity: unranked
July 15th, 2008 at 3:52 pm
Halo Kus,
Senang traveling juga, ya. Kunjungan ke Bintan dulu mungkin sudah lama, jadi belum diexploitasi dan belum ada resort hotel seperti sekarang.
Karena kota Tanjungpinang sudah ramai, sy yakin pasti ada juga karaokenya, seiring banyaknya hotel didaerah bisnis/CBD.
Yang nggak ada hanya satu : kesenian daerah/Melayu yang performs khusus buat turis.Ini bedanya dengan Bali yg penuh art and culture.
July 14th, 2008 at 3:52 pm
Denny, kapan2 mau juga nih visiting Bintan ini. Dulunya belum ada apa2 disana.Apa ada kesenian nggak disana, Cafe , karaoke etc, Salam kasih.
July 11th, 2008 at 3:01 pm
Waaah… pantainya berpasir putih elok nian. Mau donk melancong ke Pantai Sedona & kota Tanjung Pinang.
Bukankah sempadan pantai itu milik negara / umum, bukan property private, sehingga masyarakat umum biasanya dapat berada di sana? Mungkin perda di sini berbeda, di mana laut beserta sempadan pantai milik private kelompok usaha tertentu yang terlarang untuk dilewati umum…