Pada saat ini yang paling menggemparkan adalah pemberitaan di media mengenai seorang gay yang bernama Ryan, 32 tahun yang telah ‘tega’ membunuh lebih dari sebelas orang, sebagian besar laki-laki muda dan dua orang perempuan, seorang ibu dan anak perempuannya yang baru berusia 3 tahun.
Padahal dari kesan orang tua, tetangga, teman-temannya dan siapa saja yang pernah mengenal sosok Ryan mereka semua mengenal sebagai laki-laki pendiam yang baik hati, lembut  dan ramah. Siapa yang bisa menyangka dibalik penampilan yang lembut, baik dan mengesankan tersebut, ada sisi sadistik dari kepribadiannya.
Saya terpaksa membuka-buka halaman buku teks  ’Concise Oxford Textbook of Psychiatry‘. Di halaman 9-13, 188-190  saya menemukan tulisan mengenai Delusions/ waham dan khusus mengenai cemburu patologik.
Per definisi, delusi atau waham adalah kepercayaan yang dipegang kuat, tanpa dasar yang adekuat. Ada beberapa jenis atau thema delusi, diantaranya delusi cemburu atau ‘delusion of jealousy‘Â , yang paling tepat untuk Ryan.
Delusi cemburu, lebih sering pada  laki-laki dibandingkan perempuan. Kecemburuannya dapat menjurus  ke tingkah-perbuatan agresif dan berbahaya, yang ditujukan kepada pasangannya, yang dipercaya oleh si pasien, telah berlaku ‘tidak setia’ kepada dirinya. Sifat cemburu disini sudah dapat digolongkan pada cemburu patologik.
Selain merasa dikhianati, juga dibarengi dengan kepercayaan abnormal lain, seperti : pasangannya telah mem’plot’, merencanakan sesuatu yang mengancam dirinya. Sehingga mempengaruhi ‘mood’nya menjadi bervariasi antara : sedih, cemas dan ketakutan, terusik dan perasaan marah, semuanya campur-aduk menjadi satu.
Seringkali penderita akan mencari secara intensif, bukti-bukti ketidak setiaan pasangannya. Seperti melihat diary, membuka dan membaca semua sms dalam ponsel juga tanda-tanda diseprei tempat tidur dan pakaian dalam, tanda adanya sekresi seks atau sperma. Orang semacam Ryan, sangatlah posesif.. Penderita sering menguntit, mengikuti pasangannya secara diam-diam agar tahu kemana tujuan pergi pasangannya, dan dengan siapa. Bahkan di LN, tidak jarang penderita menyewa detektif swasta untuk memata-matai pasangan yang dicemburuinya  itu.
Dan ciri khas lain yaitu penderita akan terus-terusan bertanya hal yang sama kepada pasangannya sampai didapat jawaban yang memuaskan hatinya. Hal inilah yang akhirnya memicu pertengkaran keras dan kemarahan luar biasa pada si pasien yang akhirnya mengakibatkan terjadinya pembunuhan terhadap pasangan yang diajak bertengkar sangat hebat itu.
Penyebab cemburu patologik, bisa primer tanpa adanya kelainan psikiatrik lain dan bisa sekunder akibat gangguan psikiatri yang telah ada seperti : skizofrenia, alkoholik, depressi dan gangguan organik. Cemburu patologik juga bisa muncul dari gangguan kepribadian, seperti saat kehilangan status di masyarakat. Maka si pasien akan menyalahkan pasangannya dalam bentuk pengakuan cemburu.
Nama lain dari kumpulan gejala yang didapat pada pasien cemburu patologik seperti itu : cemburu sexual, cemburu erotik, cemburu morbid, cemburu psikotik dan Othello syndrome.
Prognosis penderita sulit diprediksi, namun pada umumnya berprognosis buruk.
Terapi biasanya sangat sulit, karena pasien cemburu patologis biasanya sangat tidak kooperatif. Didalam textbook psikiatri yang saya baca ini, tidak disebutkan apakah pasien gay atau bukan gay…
Popularity: unranked
August 25th, 2008 at 6:09 am
terrorful huntable sibilator veratroyl imperspicuity securance haldanite nongas