[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Bipolar disorder, mental illness that could be cured. Don’t be desperate[...]…
]]>[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Bipolar disorder, mental illness that could be cured. Don’t be desperate[...]…
]]>Di LN minimal di Singapore mungkin sudah ada test genetik untuk screening bipolar disorder (BD). Yang saya tahu di Indonesia belum ada. Terbaik sebenarnya adalah melihat dan mengalami sendiri gerak-gerik serta kebiasaan calon suami anda apakah mirip penderita BD. Kalau tidak terlalu berat, sebenarnya penderita BD seperti orang normal saja… Luangkan waktu untuk berada dekat calon suami anda at least 1-2 bulan, so that you cpould make up your mind… Jangan sampai menyesal nanti. Sebab idealnya menikah itu kan cuma sekali seumur hidup.
]]>Saya baru saja mendapat pengakuan dari calon suami bahwa ibunya menderita bipolar disorder dan itu diketahuinya saat ia masih berumur 13 tahun. Saat itu ibunya telah berpisah dari ayahnya. Dan pada saat itu ia harus berperan juga sebagai orang tua bagi ibunya karena calon suami saya adalah anak tunggal. Setelah saya mencari tahu di beberapa artikel ternyata bipolar diorder juga dapat disebabkan oleh gen yang juga dapat menurun. Apakah ada alat tes yang dapat mengetahui apakah calon suami saya mengidap penyakit yang sama? Karena mengingat kami saat ini memiliki hubungan jarak jauh sehingga saya tidak dapat memperhatikan gerak geriknya. Apa menurut dokter yang dapat saya lakukan sebelum saya memutuskan unt menikah.
Terima kasih sebelum.
Salam.
]]>Sebaiknya anda diperiksa oleh seorang psikolog dulu, agar dapat diketahui tipe kepribadian anda. Kalau perlu nanti anda akan dirujuk ke dokter psikiater, bila hasil pemeriksaan psikolog mengarah ke keadaan yang lebih kompleks. Mengenai PMS (pre menstrual syndrome), itu biasa dialami setiap wanita sebelum massa haid…
Cobalah SELALU BERPIKIR POSITIF, BUANG JAUH-JAUH SEMUA PIKIRAN NEGATIF. Maka saya yakin anda tidak perlu lagi ke psikolog dan lain2, kepribadian anda akan menjadi lebih baik dan
prilaku anda akan bersahabat kepada siapapun. Tidak ada lagi paranoid terhadap apapun… Cobalah positive thinking always, OK…
Anak anda berusia 19 tahun yang sedang dalam maintenance therapy dengan mood stabilizer dan mengikuti kuliah Engineering. Pendapat saya, sebaiknya anak tsb tinggal bersama keluarga : ayah, ibu, saudara dan saudarinya. Empati dan kasih-sayang akan jauh lebih besar didapat didalam lingkungan keluarga…
Kalau tinggal di dormitory/boarding shool, takutnya kurang dapat diawasi mengenai istirahat, minum obat dan belajarnya… Juga pengaruh teman-temannya diasrama yang kemungkinan bisa kearah negatif.
Teman seasrama, belum tentu tahu riwayat kesehatan anak anda yang baru sembuh dari bipolar disorder..
Ditakutkan diajak minum alkohol, merokok, dst yang akan merusak kondisinya yang sedang baik pada saat ini.
]]>Sebaiknya penderita bipolar dirawat oleh keluarga. Di Amerika Serikat dan negara lain seperti Belanda dan Australia juga sama begitu.
Saya belum tahu ada pusat rehabilitasi khusus bipolar disorder. Di Pekanbaru TIDAK ADA RS. perawatan khusus seperti yang anda maksud. Yang ada RS. Jiwa yang kecil yang jauh dibawah RS Grogol di Jakarta Barat.
Bagaimana kalau anda beli buku Dr. Kay Redfield Jamison via Amazo.com atau coba di Gramedia, agar wawasan anda tt. Bipolar disorder dan apa yang harus dilakukan keluarga pasien lebih jelas.
]]>lebih baik mana ? dirawat oleh keluarga atau ditempat yang competence untuk menangani penyakit tersebut, celakanya sisakit merasa bahwa dirinya tidak sakit, jago ngomong ( kalau ngomong tidak mau kalah alias ngeyel ) kayak orang nggak sakit saja dan sangat sensitive sekali kalau mendengar pskiater atau rumah sakit jiwa ( tidak ada kesadaran untuk sembuh / berobat ), namun sifat euphoria ( sok bossy ) membuat barang barang berharga , uang dll habis-habisan dikasih orang, dan sifat hyperactive nya nggak capek-capeknya mberantakin perabotan rumah, membuat keluarga sangat kualahan dan tentanggapun sudah mulai terganggu, kalau tersinggung saja sedikit selalu dikonfrontir sehingga selalu membankitkan kemarahan orang
teman-teman ada yang bilang ini penyakit malaria tropicana dan di pekan baru katanya ada rumah sakit yang bisa mengobati penyakit tsb
dokter, pls be advice
thks & regards
doddi widodo