Dalam dunia kedokteran, kita mengenal kelainan khromosome tepatnya trisomy khromosom nomor 21 yang disebut Down Syndrome (DS). Pada DS, secara umum penderitanya akan mempunyai raut wajah sama, ‘flat facial profile’, datar hampir tanpa ekspresi, yaitu bertipe agak ‘Mongoloid’ dengan lipatan mata yang khas oriental. Jarak kedua bola mata juga agak dekat/hipotelorism. Postur tubuh biasanya agak pendek dengan anggota gerak atas dan bawah relatif pendek.
Yang membuat saya tertarik menulis tentang DS, yaitu saya teringat ketika tahun 1992 berada di Amsterdam, tepatnya di musium lilin madame Tussaud. Saya sedang memperhatikan satu demi satu patung lilin yang ada, seperti patung Elvis Presley, patung penyanyi gaek Tina Turner, dst. Tiba-tiba ada serombongan orang yang mukanya hampir semua serupa yaitu ‘flat facial’ dengan lipatan Mongoloid, rata-rata tinggi badannya dibawah 150 cm padahal semuanya orang bule.
Rombongan itu dipimpin oleh seorang bule tinggi dengan postur dan wajah normal. Ternyata mereka dari satu sekolah atau tempat perawatan orang-orang dengan kelainan DS. Saya merasa lucu aja, melihat belasan orang dengan raut wajah hampir sama semuanya dan gerak-geriknya yang khas seperti orang ‘bloon’. Iya benar, penderita DS biasanya fungsi inteleknya atau IQ nya sangat rendah yaitu antara 25-50. Namun ironisnya dengan IQ yang jongkok tersebut, mereka justru bersikap ‘gentle’, sifat agak pemalu dan mudah diatur serta diarahkan. Berlawanan dengan anak normal seusianya yang biasanya ‘bandel’ dan susah diatur. Apa yang dimaksud dengan trisomy 21 ?
Trisomy 21 adalah satu dari tiga trisomy yang populer yaitu : trisomy 21 (Down Syndrome), trisomy 18 (Edwards Syndrome) dan trisomy 13 (Patau Syndrome). Dari ketiganya, DS yang paling banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Trisomy duasatu pada DS adalah kelainan khromosom dimana khromosom nomor 21 (duapuluh satu) jumlahnya 3 (tiga). Seharusnya semua khromosom dari nomor 1 sampai nomor 22 (autosome) serta sex chromosome jumlahnya masing-masing sepasang alias dua.
Orang normal mempunyai 46 khromosom, sedangkan penderita DS secara genotipik mempunyai 47 khromosom pada 95% kasus. Sedangkan sisanya pada 5% kasus, penderita DS mempunyai IQ yang hampir normal terutama pada penderita DS mozaic dengan perubahan fenotipik (bentuk luar) yang sangat minim. Jadi profilnya tidak jelas ‘flat facial’.
Selebriti dunia yang saya lihat agak condong kearah DS yang mungkin mozaic contohnya pemain sepak bola Wayne Rooney yang menjadi striker dari klub ‘Red devils’ alias setan merah nama julukan untuk klub Mnchester United (MU) yang bulan Juli kemarin gagal main di Jakarta akibat tragedi Bom Marriott & Ritz Carlton. Gerak-geriknya serta tinggi tubuh, panjang kaki dan tangannya mengacu ke DS mozaic. Dengan raut muka yang ‘tidak terlalu flat’ seperti kebanyakan penderita DS.
Kepastian apakah dia penderita DS mozaic, harus dibuktikan dengan pemeriksaan khromosom yang disebut karyotyping. Kita semua tahu IQnya diperkirakan normal, buktinya bisa bermain bola dengan bagus bersama teamnya di MU dan tidak terlalu jelek dibandingkan David Beckham sang super star.
Kelainan kongenital yang dibawa sejak lahir pada penderita DS, seperti : penyakit jantung bawaan pada 40% kasus, atresia esophagus alias kerongkongan yang buntu, tidak berlumen, dan atresia intestinal atau usus kecil yang juga tidak berrongga alias buntu. Anak-anak DS sangat rentan terkena leukemia akut (10-20 kali) dibandingkan anak normal. Jenis leukemia yang umum diderita biasanya ALL atau AML.
Pada kenyataan dalam hidup sehari-hari penderita DS yang berusia diatas 40 tahun, biasanya akan mengalami gangguan fungsi saraf (neuropati), seperti penyakit Alzheimer. Juga penderita DS mengalami gangguan imunitas, berupa respons imun abnormal. Sehingga gampang terkena penyakit serius dan berat di paru-paru atau autoimmun tiroid.
Rata-rata usia penderita DS mencapai 47 tahun pada saat ini. Sedangkan sebelumnya yaitu pada tahun 1983 usia penderita DS rata-rata hanya 25 tahun, meninggal diusia masih muda. Hal ini disebabkan semakin banyaknya penelitian mengenai DS dan semakin banyak RS atau pusat pendidikan khusus bagi penderita DS seperti yang saya lihat di Amsterdam tujuhbelas tahun yang lalu.
Popularity: unranked
May 3rd, 2013 at 9:50 am
Mohon izin Bu dr. Sukma untuk reply.
Kami sudah menangani anak DS sejak sekitar 11 atau 12 tahun yang lalu, Sebagai pengobatan alternatif kami menggunakan metode terapi zikir dan do”a, dan sebaiknya segera mungkin bagi anak DS usia 0 tahun (beberapa bulan) sd umur sekitar 3 tahun maksimum.
Dan selama ini kami belum membuka website, baru beberapa bulan ini kami buka blogspot.
Sebagai bukti : penterapi ini yang telah menangani anak DS dari banyak keluarga ini akan segera melangsungkan resepsi pernikahan Minggu 30 Juni 2013 di sekitar Kampung Melayu Jakarta Timur.
Di sini rencananya para ibu-ibu dan bapak-bapak yang anak DS nya telah sangat membaik – sembuh meminta kepada kami untuk diundang akan hadir cukup banyak. Mungkin bagi bapak-ibu yang anaknya DS ingin berkenalan dan bercapak-cakap dengan mereka dipersilakan untuk kontak saya sebelumnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Silakan kontak saya, untuk saya salurkan ke penterapi.
Drs.R.Kurniawan Prihatmono
081386837511
kprihatmono.blogspot.com/2012_10_09_archive.html
December 2nd, 2012 at 10:50 am
dokter, mau nanya, ‘mongoloid face’ ini hanya ditemukan di down syndrome atau juga di patau syndrome dan edwards syndrome? thanks for answering
April 9th, 2012 at 10:53 am
???????? ???????…
[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Down Syndrome, wajah dan postur Wayne Rooney pemain MU menimbulkan pertanyaan kemungkinan hal itu[...]…
January 31st, 2012 at 1:03 am
??????????? ?????…
[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Down Syndrome, wajah dan postur Wayne Rooney pemain MU menimbulkan pertanyaan kemungkinan hal itu[...]…
January 29th, 2012 at 7:14 pm
????? ?????????…
[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Down Syndrome, wajah dan postur Wayne Rooney pemain MU menimbulkan pertanyaan kemungkinan hal itu[...]…
December 11th, 2011 at 1:45 pm
berita terbaru 2011…
[...]Dr. Sukma Merati » Blog Archive » Down Syndrome, wajah dan postur Wayne Rooney pemain MU menimbulkan pertanyaan kemungkinan hal itu[...]…
June 14th, 2010 at 12:01 pm
Hai Aan,
Umur ayah tidak berpengaruh terhadap kelahiran seorang anak dengan Down Syndrome (DS). Berapaun usia ayah, sampai 70 tahunpun, tidak berpengaruh terhadap janin. Yang menjadi masalah, adalah usia IBU. Diatas usia 40 tahun, biasanya seorang ibu mudah akan melahirkan bayi DS.
Setahu saya tidak ada terapi yang dapat dilakukan baik secara medis maupun non-medis terhadap seorang bayi DS. Hanya miracle dari Sang Maha Pencipta yang bisa melakukan itu…
June 12th, 2010 at 10:53 pm
dok, sy seorang ayah (33). Anak k 2 sy usia 1 minggu telah divonis DS oleh dokter begitu dia lahir. Sy ingin tanya, apakah penderita DS bs d sembuhkn lewat pengobatan alternatif..?
October 21st, 2009 at 3:40 am
Praise you and your site for your support.
September 8th, 2009 at 4:10 am
Hai O. Solihin,
Salam kenal juga. Makasih sudah berkunjung.
September 7th, 2009 at 12:18 am
Tulisannya bagus. Saya jadi sedikit tahu tentang masalah ini, DS. Terima kasih dan salam kenal
August 26th, 2009 at 7:24 pm
Hi John, Mackeran and Cornelius,
Thanks for your appreciation to my blog, guys. I wonder if you understand the language /bahasa Indonesia.
Anyway, thanks for visiting.
August 25th, 2009 at 3:23 pm
I added your blog to bookmarks. And i’ll read your articles more often!
August 24th, 2009 at 2:32 am
In truth, immediately i didn’t understand the essence. But after re-reading all at once became clear.
August 21st, 2009 at 7:07 am
I really like your blog and i respect your work. I’ll be a frequent visitor.