Orang tua selalu mengharapkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Baik segi pendidikan, berkeluarga serta bermasyarakat dan negara diharapkan anak akan meneruskan cita-cita mulia para orang tua.
Namun apa yang terjadi terkadang tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan. Seperti kisah berikut tentang saya dan adik perempuan saya.
Saya dilahirkan sebagai anak nomor dua dari lima bersaudara, tiga laki-laki dan dua perempuan. Saat kecil, orang tua gampang ngurus saya karena makan mudah dan tidak pernah atau jarang sekali sakit. Orang tuapun berharap banyak dari saya, menjadi pahlawan wanita seperti Ibu RA. Kartini, kata ibu saya.
Sebaliknya dengan adik saya nomor empat, adik Tuti adalah adik perempuan yang sangat susah makannya dan sering sakit-sakitan. Sehingga waktu itu orang tua tidak berharap banyak dari adik, cukup lulus SMA saja kata ibu saya, sudah bagus, mengingat kondisi adik Tuti saat itu.
Tapi apa yang terjadi pada hari Sabtu, 29 Maret 2008 yang baru lalu? Di saat saya belum apa-apa, Tuti adik saya telah dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana di bidang Penyakit Tropik dan Infeksi dengan disertasi mengenai penyakit HIV-AIDS yang menjadi aktivitasnya sehari-hari dan telah digelutinya sejak 1987.
Tuti adik saya yang ketika kecil sering susah makan, sering sakit dan sangat lemah fisiknya. Siapa sangka akhirnya telah menyandang gelar Prof. DR. Dr. Padahal saya yang ketika kecil dulu fisiknya ‘kuat’, gampang makan dan jarang sakit, telah dilampaui oleh adik Tuti yang katanya ‘lemah’ itu.
Itulah sedikit potret manusia, tidak ada yang tahu nasib dan peruntungan kita dalam hidup ini.
Saya bersyukur dan sangat bangga, bahwa meski bukan saya yang mengharumkan nama keluarga, at least, ada dua adik saya yang telah berhasil mengharumkan nama keluarga: adik laki-laki Widiadnyana Merati dan adik Tuti Parwati Merati yang keduanya telah meraih gelar doktor di bidangnya masing-masing.
Adik Widi adalah Guru Besar ITB yang mendalami Teknik Sipil khusus bidang Concrete di Toulouse, Perancis. Gelar doktor diraih saat adik saya ini baru berusia 32 tahun.
Memang benar adanya bahwa: hidup, peruntungan, jodoh dan mati hanya Yang Di Atas yang tahu. Manusia tinggal menjalani.
Popularity: unranked
April 22nd, 2008 at 12:30 pm
Ketemu lagi, Muz’hairi,
Makasih atas kenjungan kembali ke blog saya.
Mengenai penyebab kanker payudara seperti kuliah saya pagi ini ada beberapa : kadar estrogen yang tinggi dalam tubuh seseorang akibat mengkonsumsi transfat, lemak yang dipadatkan.
Kedua faktor genetik,yang berimbas akan mudah terserang kanker payudara dibanding orang normal.
Ketiga lifestyle, dimana konsumsi coffein berlebih akan meningkatkan kejadian mammary dysplasia menjadi tumor ganas Carcinoma Mammae.
Nikotin dalam rokok akan memperlemah imunitas atau daya tahan tubuh, sehingga gampang terkena
April 21st, 2008 at 6:28 pm
MET SORE DOK…
APA PENYEBAB SEORANG WANITA TERKENA KANKER PAYUDARA?
SOALNYA DOKTER BANYAK MEMASUKKAN DATANYA TENTANG TUMOR OR CARSINOMA.DAN APA GEJALANYA DOK..?THANKS YA DOK.KE
April 11th, 2008 at 11:29 am
Dear Mei,
Thanks atas commentnya. Semoga anda bisa menjadi kebanggaan orang tua dan keluarga nantinya.
Giatlah belajar, kejar dan gapai cita-citamu sampai berhasil.
Berbaktilah kepada orang tua, karena dengan do’a dan restu orang tua maka setiap langkah kita akan di ridhoi olehNYA… Amien.
April 11th, 2008 at 11:18 am
selamat ya Dr…!!!
semoga selalu sukses dan tuhan selalu bersama mu.
kita emang nggak pernah tau apa yang terjadi dimasa depan.
kita cuma bisa berniat, berharap dan selalu bermimpi
akan masa depan yang indah dan sukses.
itulah kodrat dari manusia.
tapi semua itu tak akan pernah terwujud tampa kerja keras dan semangat diri untuk bisa bangkit dan orang yang selalu ada untuk menyayangi dan berbagi suka dan duka.
good luck…!!!