Kaget, heran sambil berdecak-decak kagum dan miris melihat dan mengetahui sebegitu luasnya korupsi merajalela di negara kita ini. Bayangkan, pegawai negeri sipil golongan III A seperti Gayus Tambunan harta kekayaannya sangat fantastis… Ratusan miliard bahkan mungkin triliun. Bandingkan dengan saya sebagai dokter spesialis yang pada saat pensiun bergolongan IV D maka pensiun yang saya terima setiap bulan sampai saat ini hanyalah sebesar satu juta limaratus ribu sekian rupiah. Ibarat bumi dan langit perbedaannya dengan saudara Gayus Tambunan.
Tinggal di apartemen juga baru beberapa tahun ini. Sebelumnya saya tinggal di perumahan sederhana yang ditempati dengan cara mencicil selama limabelas tahun di lokasi Pamulang Permai. Duh, sudah dokter spesialis senior dengan pengalaman go-international kok sebegitu teganya..teganya pemerintah membayar jerih-payah saya sedemikian sangat rendah tanpa pernah memikirkan usaha, pengorbanan, ketulus-ikhlasan dalam menolong pasien terutama mereka yang tidak mampu. Sudah sekolahnya lama, ilmunya susah, pengabdian kepada masyarakat namun sepertinya semua itu tidak pernah menjadi bahan pemikiran pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan..
Korupsi itu mungkin semacam penyakit yang diturunkan. Bila orang tuanya koruptor, kemungkinan besar anak-anak serta cucunya nanti akan menjadi koruptor juga. Semakin muda generasinya maka semakin canggih caranya melakukan korupsi sehingga tingkat korupsi yang dilakukannya semakin tinggi. Boleh dikata menjadi professor dibidang korupsi terutama bila lingkungan sekitar mendukung kearah itu. Atau mungkin perlu dibuat sekolah khusus mempelajari korupsi dan cara-cara elegan dalam pelaksanaannya…
Dalam jajaran polisi semakin panjang deretan nama-nama perwira menengah (pamen), perwira tinggi (pati) dan apalagi yang akan memenuhi halaman surat kabar yang terbit, mungkinkah Kapolri juga? Belum lagi deretan nama-nama jaksa, jaksa menengah, jaksa tinggi, ataukah sampai ke Jaksa Agung juga ? Dari pihak hakim juga sama halnya dari yang paling rendah sampai ke pucuk pimpinan jugakah? Bila demikian halnya, maka posisi strategis sebagai pucuk pimpinan masing-masing institusi akan menjadi lowong, alias kosong. Karena yang menempati masing-masing posisi itu turut terlibat perkara korupsi kelas hiu…
Makin susah dan langka saja manusia jujur dalam kehidupan kita sehari-hari. Gaya hidup konsumerisme atau konsumptif sangat berperan dan menjadi pemegang peran utama dalam terjadinya korupsi sebagai budaya dalam masyarakat. Sejak bayi kita sudah dibiasakan menggunakan pampers yang bermerk, baby stroll yang mahal, susu yang harganya selangit, baju bayi merek tertentu, sepatu bayi tertentu dan lain-lain.
Setiap orang tua seolah latah dan tidak menyesuaikan dengan penghasilannya sendiri. Yang penting asal ikut mode, nggak peduli ayahnya cuma sorang tukang kayu atau pegawai negeri sipil (PNS) golongan II. Gayanya harus sama, gengsi itu penting, man… HP juga kalau bisa harus Blackberry Bold, biar sama dengan punyanya Presiden Barack Obama. Nggak peduli seseorang berada dikelas masyarakat yang mana, nampang itu penting. Maka diputarlah otak, bagaimana caranya mendapatkan semua barang berkelas itu sehingga tidak kalah sama si Polan?
Korupsi akhirnya menjadi jalan pintas bagi semua permasalahan hidup yang pelik dan harus dicarikan solusinya… Mula-mula kepengin motor, lalu mobil dan akhirnya kepingin punya Monas yang berlapiskan emas murni 24 karat itu.. Bukan hanya manusia jin-pun matre semua begitu kata sebuah iklan dilayar kaca… Untuk menggambarkan betapa konsumptifnya masyarakat kita di Indonesia ini…
Popularity: unranked
June 6th, 2012 at 3:06 pm
Jelas berbeda bu,, ibu bersih dari hasil ibu sendiri sedangkan mereka hasik korup yang tidak memikirkan nasib rakyat kecil. saya kagum dengan ibu yang peduli terhadap bangsa dan negara ini..
May 5th, 2010 at 2:46 pm
I hope this was a very interesting post thanks for writing it!
May 1st, 2010 at 5:59 pm
Denny, kalau kita berkomentar soal korupsi di Indonesia diseluruh lorong kehidupan, tidak akan ada habisnya. Tak terhingga deh. Memang sangat keterlaluan. Kita cuma bisa berdoa, semoga bangsa kita segera sadar dengan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Yang pasti, materi, keduniawian bukanlah tujuannya. Maya itu. Ada kehidupan yang panjang dan abadi disana.